Selasa, 23 April 2013

dari hati


awalnya aku bukan siapa" hingga Allah menjadikan aku seperti saat ini
awalnya aku sama sekali tak tahu islam, keindahannya
sampai akhirnya aku ditunjukkan olehNya apakah, bgaimanakah, seperti apa islam 
ku pikir islam tak bisa menguasai dunia, tapi ku salah hingga akhirnya ku temukan hanya islam yang mampu menaklukkan dunia dengan keindahannya
karena hanya islam yang sesuai dengan akal manusia, sesuai dengan fitrahnya, dan pastinya dapat menenangkan jiwa manusia..
detik demi detik ku lihat kuasaNya, kulihat betapa hanya islam yang Dia ridhoi..
pertama, aku yang mengalami kejadian" yang membuatku semakin mengagumiNya
kedua, Dia tunjukkan melalui orang" disekitarku


ketiga, Dia tunjukkan pula melalui ciptaaNya yang lain
dan ke- ke- yang selanjutnya yang tak terhitung lagi...semua itu menunjukkan betapa hanya Dia Yang Kuat, hanya Dia Yang Perkasa...
dan saat ini, jalan yang sedanga kulalui bersama orang" pilihanNya adalah jalan yang amat Dia sukai, jalan yang insyaALLAH mendapat ridho dariNya..aamiin
kuatkan aku dan saudara"ku untuk senantiasa istiqomah dijalanMu yang mulia ini ya Rabb..
jangan biarkan kami terpecah hanya karena naluri kami..
selalu satukan kami dengan sayang yang tak pernah luntur oleh apapun karena sayang kami adalah fiLLah..


ya Rabb, kuatkanlah selalu saudara2q dikala mereka sedang menghadapi cobaan" dariMu dan senantiasa kuatkan saudara2q dalam memperjuangkan syariahMu...jika mereka sedang sakit maka sembuhkanlah, jika mereka sedang senang jangan biarkan terlarut dalam kesenangannya itu, jika mereka sedih maka hiburlah dengan cara terindahMu...aamiin

karena qt akan ingat dan menancapkan janji ini dihati qt

semua karena demokrasi


hidup hedonis
solusi pragmatis
kehidupan individualis
bebas berpendapat ini dan itu gak peduli bener atau salah yang penting "gue suka, masalah buat loh"
dan seribu satu lagi kebebasan-kebebasan yang dihasilkan

satu kata "PARAH"

ya itulah yang bisa dihasilkan demokrasi yang berasal dari kapitalisme dengan asas sekulerisme
membuat yang benar jadi salah dan yang salah seolah benar..
tak ada lagi keadilan yang pasti, hukum hanya dihargai dengan kantong" rupiah
lihat saja kasus yang tengah menimpa orang-orang "tak punya" di negeri ini..hanya karena memungut coklat seorang nenek diadili tanpa ampun...dijatuhi hukuman yang tak "normal"
sedangkan para tikus berdasi saat mereka memakan uang rakyat, hukuman yang diberikan adalah hukuman yang istimewa...
hmm....emang sih dipenjara tapi fasilitas hotel bintang lima...wow 

fakta lain, seseorang bisa mati-matian untuk memenuhi kebutuhan keluarganya..
seorang ayah bisa mati-matian bekerja untuk anaknya, hanya untuk memenuhi kebutuhan sekolah anaknya
dan anaknya hanya bisa menuntut kepada orang tua untuk memenuhi kebutuhannya (laptop, bb, gadget, tablet, pakaian, dll) yang bisa membuatnya terlihat "wow" didepan teman-temannya...astaghfirullah...
hanya karena gengsi, biar gak dibilang ketinggalan jaman...tega memeras orang tua sampai seperti itu.. MIRIS

yaa semua itu karena saat ini diterapkan sistem kufur, demokrasi-kapitalisme...semua dinilai dari materi
seberapa banyak orang bisa mengumpulkan materi...semakin banyak maka semakin dipandang...
betapa susahnya...hidup seperti itu, dituntut menjadi orang kaya tapi tak sedikit memakai cara yang gila

masihkah mempertahankan sistem yang hanya akan membuat orang mati secara perlahan???
yang hanya akan membuat jurang yang dalam antara kaya dan miskin
yang hanya membuat ketidaksejahteraan dunia akhirat...

sudah cukup, sudah cukup penderitaan yang diderita manusia saat ini..
saatnya hancurkan demokrasi, hancurkan sistem kufur ini....
saatnya beralih pada sistem yang benar dan tiada duanya..
sistem yang berasal dari ALLAHURABBI, Sang Pencipta dan Pengatur ...
hanya Dia lah yang tahu apa yang dibutuhkan manusia, yang bisa membawa manusia pada kemuliaan dan pastinya meraih kesejahterann dunia akhirat...
hanya dengan sistem Islam dalam naungan KHILAFAH ISLAMIYAH...tak ada yang lain lagi..

mari perjuangkan, kemenangan yang tinggal selangkah lagi...
"dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang-orang yang menyeru kepada ALLAH, mengerjakan amal sholih dan berkata sesungguhnya aku ini termasuk orang-orang muslim" (QS FUSHILAT: 33)

ukhtyfillah, jalan menuju surga terpampang lebar di depan mata, mari kita bersungguh-sungguh optimalkan dakwah..
mari kita berupaya berikan yang terbaik untuk dakwah ini...
suriah menanti kita, rohingya dan umat islam di negeri-negeri yang lain berharap uluran tangan kita....
atas tegaknya SYAR'AH dan KHILAFAH DI MUKA BUMI INI.... []

selalu denganMu

diri ini tak kuasa sendiri menahan kejamnya dunia, kejam jika tak ada yang bisa melindungi diri dengan benar. kejam jika tak terterapkan semua aturan yang sempurna. kejam jika tak bergerak melakukan perubahan. sudahlah pasti aturanMu itu yang paling tepat denganku, bukannya yang ada saat ini, mencengkram tubuh ini, mengoyak,  meremukan diri ini sampai tak tersisa.
ah inilah dmokrasi buatku jadi crazy, crazy dengan yang dihasilkannya. lihat saja bangku perkuliahan, mahasiswa disibukkan dengan tugas. belum selesai satu sudah dijejali yang lainnya. dosen tak masuk tugas tak pernah ketinggalan..mau dibawa kemana generasi ini????
niat untuk pinter tapi malah keblinger...pragmatis!!! gabisa berpikir kritis !!!
orientasi hanya nilai bagus, biar dapet kerja trus meraup uang sebanyak-banyaknya...
#korban kapitalis
bukan jaminan nilai bagus pasti dapat kerja trus dapat uang....
sepertinya memang sistem ini membuat manusia hanya berhayal tanpa berpikir..

saatnya berpikir, uadah banyak bukti klo sistem ini hanya bawa kerusakan..ihat saja orang miskin makin tinggi, pengangguran apalagi...dan banyak lagi lainnya..

tinggalkan demokrasi ganti dengan islam, hanya itulah satu-satunya solusi pasti...
dengan islam pula diri ini selalu dekat denganNya

khasanah cintaku


Bicara tentang cinta pasti tak aka nada habisnya. Karena cinta itu fitrah dan pastinya akan senatiasa menghinggapi setiap insan bernama manusia. Karena cinta itu manusia bisa senang, sedih, gelisah, dan berbagai emosi yang lainnya. Itulah cinta, rasanya nano-nano….nah sekarang saatnya kutuangkan cintaku…

Dibawah rintik hujan sepanjang perjalanan pulang. Menyusuri kesunyian jalan. Hamparan sawah terbentang dikiri dan kanan jalan. Matahari sayup-sayup kembali ke peraduan. Awan cerah usai hujan mengiringiku. Terpikir olehku betapa besarnya Dia, begitu mudah untukNya merubah cuaca..alam yang tercipta sempurna tak ada cacat. Ya pastinya ciptaanNya tak akan pernah tertandingi oleh siapapun.

Cinta…
Anugerah terindah yang kumiliki. Cintaku yang tak pernah habis dimakan waktu. Cintaku yang tak pernah using ditelan jaman. Cintaku yang mekar lagi meski sempat layu. Dahulu aku bertanya cinta itu apa? Seperti coklatkah? Semanis madu? Atau yang seperti apa?

Kulihat sekelilingku, temanku yang sedang merajut cinta dengan kekasihnya. Itukah cinta? Pikirku. Apakah cinta itu mengorbankan untuk orang yang dicintai? Apapun yang dia minta? Seperti itukah?

Kembali ku mencari tahu makna cinta, kutemui agi sepasang yang katanya saling mencintai. Mereka tampak bahagia dengan cinta yang mereka miliki. Aku masih tetap melihat mereka, asyik bercumbu mesra dengan cinta mereka. Lagi-lagi pertanyaan “seperti itukah cinta?”. Di tempat yang seramai ini mengumbar kemesraan, tidakkah malu seperti itu? Pertanyaan itu pun mengoyak pikiranku. Aku melihat disamping ada kucing yang juga sedang “bercinta”. Kembali pikiranku melayang “kenapa tingkah manusia yang kulihat sama kaya kucing itu?” , seperti itukah cinta?

Yang ku tahu cinta itu fitri (suci), karena yang memberikan adalah Dia yang Mahasuci. Pantaskah membuat kesucian cinta itu dengan cara-cara yang kutemui tadi?? Jelaslah tidak. Cinta suci ittu harusnya dijaga, bukannya dinodai. Bilang cinta tapi maksiat, bilang cinta tapi khianat. Apa itu??? Itulah cinta yang salah. Cinta yang sudah berhasil diracuni setan. Cinta suci hanya dilandaskan padaNya…cinta yang terjaga karena untuk mendapatkan ridhoNya. Saling memberi dan mengingatkan dikala tak sesuai aturanNya. Cinta yang senantiasa dijaga dengan cara selalu mematuhi aturan yang telah ditetapkanNya. Itulah cina sejati, cinta di atas segala cinta. Cinta yang tidak hanya membuat bahagia di dunia tapi juga berkah di akhirat..aamiin []

detik-detik meningalnya Rasulullah saw




Kisahku kali ini bercerita tentang cinta, cinta yng sebenar-benarnya cinta…yang telah dicontohkan langsung oleh Allah pada RasulNya..
Pagi itu, walau langit telah menguning, burung-burung enggan mengepakkan sayap..
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah.
“Wahai umatku..kita berada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasihNya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al-qur’an dan sunnahku.. barangsiapa mencintai sunnahku berarti mencintaiku. Dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk surge bersama-sama denganku”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu per satu.
Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang, Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba….
“Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat.
Ali dan Fadhil dengan cepat menangkap Rasulullah yang lemah dan goyah saat turun dari mimbar.
Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir disana pasti akan menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup.
Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang jadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk. “Maaf ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup daun pintu. Kemudian dia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.
“Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku, orang itu sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.
Lalu Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah dialah yang menghapuskan kenikmatan semntara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikat maut,” kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilhan Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lembut.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surge terbuka lebar menanti kedatanganmu.” Kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” Tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”
“Jangan khawatir wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:’kuharamkan surge bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya’,” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam,. Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasuullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi.
“Ya Allah!! Dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku”. Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis shalati, maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saing berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii..ummatii..ummatiii…”
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang member sinaran itu.. Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaih..
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita..